perbedaan should dan would

Pendahuluan

Sahabat Onlineku, selamat datang dalam artikel kami kali ini yang akan membahas mengenai perbedaan antara “should” dan “would” dalam bahasa Indonesia. Dua kata ini seringkali membingungkan banyak orang karena penampilan dan penggunaannya yang mirip. Namun, sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara keduanya. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan dengan detail tentang perbedaan serta kelebihan dan kekurangan dari kedua kata ini. Mari simak penjelasannya di bawah ini.

Definisi dan Penggunaan “Should”

Should adalah salah satu modal verb dalam bahasa Inggris. Kata ini digunakan untuk memberikan saran, nasihat, atau rekomendasi tentang apa yang seharusnya dilakukan. Kata “should” menunjukkan kewajiban atau keharusan dalam suatu situasi. Contoh penggunaan kata “should” adalah:

Situasi Penggunaan “Should”
Saran Umum Kamu 💬 belajar dengan rajin untuk mendapatkan nilai yang baik.
Perintah Tertulis Peserta dipersilakan 💬 mengisi formulir pendaftaran.
Masukan atau Saran Sebaiknya kamu 💬 meningkatkan kualitas kerja kamu untuk mencapai kesuksesan.

Penggunaan kata “should” menunjukkan sebuah saran yang mungkin berguna bagi penerima pesan. Kata ini dianggap lebih ringan daripada kata “must” yang mengisyaratkan kewajiban yang lebih kuat. Selain itu, “should” juga dapat digunakan dalam kalimat pengandaian (conditional sentences), seperti: “If I were you, I should go to the party” yang berarti “Jika aku menjadi kamu, aku akan pergi ke pesta”.

Definisi dan Penggunaan “Would”

Would juga merupakan modal verb dalam bahasa Inggris. Kata ini digunakan untuk menyatakan keinginan, harapan, atau kemungkinan dalam situasi yang tidak nyata atau imajiner. “Would” juga digunakan untuk menyampaikan permintaan di dalam kalimat yang lebih formal. Perhatikan contoh penggunaan kata “would” di bawah ini:

Situasi Penggunaan “Would”
Permintaan Mohon bertahan di tempat duduk Anda, kami 💬 segera memulai presentasi.
Harapan atau Keinginan Aku berharap kamu 💬 selalu bahagia.
Kejadian Hipotetikal Jika saya memenangkan undian, saya 💬 membeli rumah di pantai.

Penggunaan “would” juga seringkali digunakan dalam kalimat pengandaian atau conditional sentences. Misalnya, “If I had more money, I would buy a new car” yang berarti “Jika aku memiliki lebih banyak uang, aku akan membeli mobil baru”. Kata “would” di sini menunjukkan sebuah kejadian hipotetikal yang tidak terjadi pada kenyataannya.

Perbedaan dan Kelebihan Kedua Kata Tersebut

Sekarang, kita akan membahas perbedaan dan kelebihan dari kata “should” dan “would” secara detail. Dalam penggunaannya, “should” lebih sering digunakan untuk memberikan saran, nasihat, atau rekomendasi kepada orang lain. Kata ini memberikan kesan bahwa penutur memiliki keyakinan atau pengetahuan tentang apa yang seharusnya dilakukan. Di sisi lain, “would” lebih cenderung digunakan ketika kita menyatakan harapan, keinginan, atau menggambarkan situasi imajiner atau kondisi yang tidak nyata.

Perbedaan penggunaan yang paling mencolok antara “should” dan “would” adalah pada tenses yang digunakan. “Should” pada dasarnya menggunakan bentuk present, sedangkan “would” menggunakan past tense. Namun, dalam pengandaian atau conditional sentences, keduanya dapat digunakan dengan tenses yang berbeda, misalnya dalam kalimat pengandaian tipe III: “If I had studied harder, I should have passed the exam” atau “If I had studied harder, I would have passed the exam” yang berarti “Jika aku belajar lebih giat, aku akan lulus ujian”.

Kelebihan penggunaan “should” adalah memberikan saran yang lebih netral dan umum, sedangkan “would” lebih menyampaikan keinginan pribadi atau gambaran tentang situasi yang tidak nyata. Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat menggunakan kedua kata ini secara tepat dan efektif dalam berkomunikasi.

Tabel Perbedaan “Should” dan “Would”

Perbedaan “Should” dan “Would”
Penggunaan Situasi
Should Saran, nasihat, atau rekomendasi
Would Keinginan, harapan, atau situasi imajiner
Tenses Should: Present tense (kecuali dalam conditional sentences)
Would: Past tense (dalam conditional sentences dapat menggunakan tenses yang berbeda)
Contoh Kalimat Should:
  • Kamu 💬 berlatih lebih keras agar menjadi juara.
  • Sayangnya, kamu 💬 lebih memperhatikan keselamatanmu.
  • Untuk kesuksesan karir, kamu 💬 memiliki sikap professional.

Would:

  • Aku berharap kamu 💬 selalu bersamaku.
  • Jika kamu belajar dengan rajin, kamu 💬 meraih prestasi yang gemilang.
  • Jika aku menjadi presiden, aku 💬 memberikan bantuan yang lebih banyak bagi rakyat.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apakah “should” dapat digunakan dalam kondisi yang tidak nyata?

Tidak, “should” biasanya tidak digunakan dalam kondisi yang tidak nyata. Kata ini lebih sering digunakan untuk memberikan saran atau rekomendasi.

2. Apakah “would” hanya digunakan untuk menyatakan keinginan pribadi?

Tidak, “would” juga dapat digunakan untuk menyampaikan situasi imajiner atau kondisi yang tidak nyata.

3. Apakah “should” lebih kuat dalam memberikan perintah daripada “would”?

Tidak, “should” memberikan kesan saran atau nasihat yang lebih netral daripada “would”.

4. Bagaimana penggunaan “should” dalam kalimat pengandaian?

Pada umumnya, “should” digunakan dalam kalimat pengandaian tipe II dan tipe III.

5. Apakah penggunaan “would” secara formal?

Ya, “would” seringkali digunakan dalam situasi yang lebih formal, terutama dalam menyampaikan permintaan.

6. Apakah “should” dan “would” dapat digunakan secara bergantian?

Tergantung pada konteksnya, namun sebaiknya Anda menggunakan kata yang sesuai dengan maksud dan situasi yang ingin Anda sampaikan.

7. Bagaimana jika saya menggunakan “should” dan “would” secara bersamaan dalam satu kalimat?

Jika penggunaannya benar, Anda dapat menggunakan keduanya dalam satu kalimat untuk menyampaikan makna yang lebih kompleks. Namun, pastikan tidak terjadi pengulangan yang berlebihan.

Kesimpulan

Sahabat Onlineku, sekarang Anda telah mengetahui perbedaan penting antara “should” dan “would” dalam bahasa Indonesia. “Should” digunakan untuk memberikan saran atau rekomendasi, sedangkan “would” digunakan untuk menyampaikan keinginan, harapan, atau situasi imajiner. Meskipun terdapat beberapa kemiripan dalam penggunaan keduanya, penggunaan tenses yang berbeda membedakan keduanya secara jelas. Dalam berkomunikasi, penting bagi kita untuk menggunakan kata yang sesuai dengan maksud dan situasi yang ingin kita sampaikan. Selamat mencoba dan semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.

Disclaimer

Informasi yang disajikan dalam artikel ini berdasarkan penelitian kami dan pengalaman kami sebagai penulis profesional. Meskipun telah dilakukan upaya untuk memastikan keakuratan informasi, penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kesalahan penulisan yang mungkin terjadi. Mohon untuk melakukan kajian lebih lanjut dan konsultasi dengan sumber yang terpercaya sebelum mengambil keputusan berdasarkan informasi dalam artikel ini.