beda pph final dan tidak final

Sahabat Onlineku, selamat datang di artikel kali ini! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang perbedaan antara PPh Final dan PPh Tidak Final. Apakah Sahabat Onlineku sudah familiar dengan kedua istilah ini? Jika belum, jangan khawatir, karena kita akan membahasnya secara mendetail dalam artikel ini.

Contents hide

Pendahuluan

Pada dasarnya, PPh Final dan PPh Tidak Final merupakan dua konsep yang berhubungan erat dengan perpajakan di Indonesia. Kedua jenis pajak ini memiliki kegunaan dan peraturan yang berbeda. PPh Final adalah pajak yang dikenakan pada sejumlah usaha atau profesi tertentu dengan tarif pajak yang sudah final, sedangkan PPh Tidak Final adalah pajak yang tarifnya belum final dan dapat dikreditkan atau dikurangkan dari jumlah pajak yang harus dibayarkan.

Keberadaan PPh Final dan PPh Tidak Final memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda. PPh Final diberlakukan untuk memudahkan penyetoran pajak bagi usaha atau profesi tertentu, sementara PPh Tidak Final diberlakukan untuk mengurangi beban pajak pada usaha atau profesi non-PPh Final. Namun, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang perlu dipahami dengan baik sebelum mengambil keputusan terkait perpajakan.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan, kelebihan, dan kekurangan antara PPh Final dan PPh Tidak Final.

Perbedaan antara PPh Final dan PPh Tidak Final

Untuk memahami perbedaan antara PPh Final dan PPh Tidak Final, berikut adalah poin-poin penting yang perlu diketahui:

1. Definisi

PPh Final adalah pajak yang dikenakan pada sejumlah usaha atau profesi tertentu dengan tarif pajak yang sudah final, sedangkan PPh Tidak Final adalah pajak yang tarifnya belum final dan dapat dikreditkan atau dikurangkan dari jumlah pajak yang harus dibayarkan.

2. Jenis Usaha yang Terkena PPh Final dan PPh Tidak Final

PPh Final hanya dikenakan pada jenis usaha atau profesi tertentu yang tertera dalam Daftar Objek Pajak. Sedangkan PPh Tidak Final dikenakan pada usaha atau profesi non-PPh Final.

3. Tarif Pajak

Tarif pajak PPh Final sudah final dan tidak dapat dikurangi atau dikreditkan. Sementara tarif pajak PPh Tidak Final masih bisa dikurangkan atau dikreditkan dengan pengurangan tertentu.

4. Cara Perhitungan

PPh Final dihitung berdasarkan omzet atau pendapatan bruto. Sedangkan PPh Tidak Final dihitung berdasarkan laba atau pendapatan neto setelah dikurangkan dengan biaya-biaya yang terkait dengan usaha tersebut.

5. Penyetoran Pajak

PPh Final harus dibayarkan penuh dalam satu kesempatan pada saat penyetoran, sedangkan PPh Tidak Final dapat dibayarkan secara berkala dalam periode pembayaran pajak yang ditentukan.

6. Aturan Penggunaan NPWP

Pada PPh Final, penggunaan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) oleh pemotong pajak wajib dilampirkan pada setiap Surat Setoran Pajak. Sedangkan pada PPh Tidak Final, penggunaan NPWP oleh pemotong pajak wajib dicatatkan pada setiap Surat Pemberitahuan.

7. Perpindahan Wajib Pajak

Perpindahan Wajib Pajak dalam PPh Final melibatkan dua pihak, yaitu pemotong pajak dan penerima penghasilan. Sedangkan dalam PPh Tidak Final, penerima penghasilan dapat mengajukan permohonan pemindahan tanggung jawab pemotong pajak.

Kelebihan dan Kekurangan Beda PPh Final dan Tidak Final

Setelah mengetahui perbedaan antara PPh Final dan PPh Tidak Final, berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis pajak tersebut:

Kelebihan PPh Final

1. Kemudahan Penyetoran

PPh Final memberikan kemudahan dalam penyetoran pajak karena tarif pajak sudah final dan tidak perlu menghitung ulang.

2. Tidak Perlu Mencatat Biaya-Biaya

Dalam PPh Final, tidak perlu mencatat biaya-biaya yang terkait dengan usaha tersebut karena perhitungan pajak berdasarkan omzet atau pendapatan bruto.

3. Waktu Penyetoran yang Jelas

PPh Final harus dibayarkan penuh dalam satu kesempatan pada saat penyetoran, sehingga memudahkan pemotong pajak dalam mengatur keuangan.

4. Tarif Pajak yang Tetap

Tarif pajak PPh Final sudah final dan tidak perlu khawatir dengan adanya perubahan tarif pajak di kemudian hari.

5. Penggunaan NPWP yang Jelas

Pada PPh Final, penggunaan NPWP oleh pemotong pajak wajib dilampirkan pada setiap Surat Setoran Pajak, sehingga mempermudah dalam pengawasan dari pihak pajak.

6. Mencegah Penghindaran Pajak

PPh Final dapat membantu dalam mencegah penghindaran pajak karena tarif pajak sudah final.

7. Tentukan Wajib Pajak yang Efisien

PPh Final dapat membantu dalam menentukan wajib pajak yang efisien karena perhitungan pajak berdasarkan omzet atau pendapatan bruto.

Kekurangan PPh Final

1. Tidak Dapat Mengurangkan Biaya-Biaya

Biaya-biaya yang terkait dengan usaha tersebut tidak dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak karena tarif pajak sudah final.

2. Tidak Bisa Mengkreditkan

Tidak ada kemudahan dalam mengkreditkan atau mengurangkan pajak terkait dengan pengurangan tertentu dalam PPh Final.

3. Tidak Fleksibel dalam Penyetoran

PPh Final harus dibayarkan secara penuh dalam satu kesempatan saat penyetoran, sehingga mungkin memberikan beban keuangan yang besar pada pemotong pajak.

4. Tidak Ada Pengurangan Pajak

Tidak ada kemudahan dalam pengurangan pajak yang bisa didapatkan dalam PPh Final.

5. Risiko Kesalahan dalam Perhitungan

Perhitungan PPh Final berdasarkan omzet atau pendapatan bruto dapat meningkatkan risiko kesalahan dalam perhitungan pajak.

6. Tidak Fleksibel dalam Penggunaan NPWP

Penggunaan NPWP oleh pemotong pajak wajib dilampirkan pada setiap Surat Setoran Pajak, sehingga pengaturan administrasi yang ketat diperlukan.

7. Risiko Tumpang Tindih dengan PPh Tidak Final

Terjadi risiko tumpang tindih antara PPh Final dan PPh Tidak Final jika ada jenis usaha atau profesi yang termasuk dalam keduanya.

Tabel Perbandingan PPh Final dan PPh Tidak Final

Perbedaan PPh Final PPh Tidak Final
Definisi Pajak dengan tarif final Tarif pajak belum final, bisa dikurangkan/dikreditkan
Jenis Usaha Tertentu (Daftar Objek Pajak) Non-PPh Final
Tarif Pajak Final, tidak bisa dikurangkan/dikreditkan Belum final, bisa dikurangkan/dikreditkan
Cara Perhitungan Berdasarkan omzet/pendapatan bruto Berdasarkan laba/pendapatan neto
Penyetoran Pajak Penuh, satu kesempatan Berkala, periode pembayaran
Aturan Penggunaan NPWP Dilampirkan pada Surat Setoran Pajak Dicatatkan pada Surat Pemberitahuan
Perpindahan Wajib Pajak Melibatkan pemotong pajak dan penerima penghasilan Penerima penghasilan dapat mengajukan permohonan pemindahan tanggung jawab pemotong pajak

FAQ Beda PPh Final dan PPh Tidak Final

1. Bagaimana cara menentukan apakah suatu usaha termasuk dalam PPh Final atau PPh Tidak Final?

→ Jawab: Jenis usaha yang termasuk dalam Daftar Objek Pajak merupakan usaha yang terkena PPh Final. Usaha yang tidak tertera dalam daftar tersebut akan terkena PPh Tidak Final.

2. Apakah PPh Final hanya berlaku untuk usaha besar atau bisnis online saja?

→ Jawab: Tidak. PPh Final dapat dikenakan pada berbagai jenis usaha atau profesi tertentu, tidak terbatas pada usaha besar atau bisnis online saja.

3. Apakah tarif pajak dalam PPh Tidak Final bisa berubah?

→ Jawab: Ya, tarif pajak dalam PPh Tidak Final bisa mengalami perubahan tergantung pada kebijakan pemerintah dalam perpajakan.

4. Bagaimana cara menghitung PPh Tidak Final?

→ Jawab: PPh Tidak Final dihitung berdasarkan laba atau pendapatan neto setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait dengan usaha tersebut.

5. Apakah ada kemungkinan tumpang tindih antara PPh Final dan PPh Tidak Final?

→ Jawab: Ya, ada kemungkinan terjadi tumpang tindih antara PPh Final dan PPh Tidak Final jika jenis usaha atau profesi termasuk dalam dua kategori tersebut.

6. Apakah PPh Final bisa dikurangkan atau dikreditkan seperti PPh Tidak Final?

→ Jawab: Tidak, PPh Final tidak bisa dikurangkan atau dikreditkan karena tarif pajak sudah final.

7. Apakah perpindahan Wajib Pajak hanya berlaku dalam PPh Final?

→ Jawab: Tidak, perpindahan Wajib Pajak juga berlaku dalam PPh Tidak Final dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Kesimpulan

Setelah mempelajari dengan seksama perbedaan, kelebihan, dan kekurangan antara PPh Final dan PPh Tidak Final, penting bagi Sahabat Onlineku untuk mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan usaha atau profesi Sahabat Onlineku sendiri. Melalui pemahaman yang baik tentang kedua jenis pajak ini, Sahabat Onlineku dapat memilih mana yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan perpajakan Sahabat Onlineku.

Jika Sahabat Onlineku ingin memastikan keterangan lebih lanjut mengenai perpajakan, sebaiknya Sahabat Onlineku menghubungi lembaga atau konsultan perpajakan terpercaya yang bisa memberikan penjelasan yang lebih spesifik sesuai situasi Sahabat Onlineku.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat memberikan wawasan baru bagi Sahabat Onlineku dalam memahami perbedaan, kelebihan, dan kekurangan antara PPh Final dan PPh Tidak Final. Jangan ragu untuk melakukan riset lanjutan dan berkonsultasi dengan ahli perpajakan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan akurat. Terima kasih atas perhatian dan sampai jumpa pada artikel berikutnya!

Kata Penutup

Disclaimer: Artikel ini hanya bertujuan memberikan penjelasan umum mengenai perbedaan, kelebihan, dan kekurangan PPh Final dan PPh Tidak Final. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli perpajakan untuk informasi yang lebih terperinci dan sesuai dengan situasi Anda. Penulis dan penerbit tidak bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambil berdasarkan informasi dalam artikel ini.